“We know better now, don't we? Devils don't come from hell beneath us. They come from the sky.”
Siapa kuasa menolak pesona yang ditawarkan oleh Batman v Superman: Dawn of Justice? Dua karakter komik paling dikenal di semesta ini dipertemukan, disandingkan, lalu dipertarungkan dalam satu film – plus ditambah pula kehadiran Wonder Woman di tengah-tengah mereka – adalah semacam mimpi basah bagi semua penggila komik (maupun penikmat film superhero) dimanapun mereka berada. Tidak peduli seberapa sering DC melakukan kesalahan kala menginterpretasikan ulang karya-karya mereka ke medium film, antisipasi khalayak ramai terhadap kemunculan Batman v Superman akan tetap tinggi. Kapan lagi coba memperoleh kesempatan menjadi saksi mata adu kekuatan antara Ksatria Malam dengan Manusia Baja di layar lebar? Kapan lagi coba bisa memperoleh kesempatan menjawab pertanyaan #WhoWillWin yang diajukan di sosial media untuk pertempuran dua superhero ini? Kesempatan semacam ini mungkin tidak akan datang dua kali. Mungkin. Masalahnya kemudian adalah dengan hype membumbung tinggi ke angkasa mengingat judul bombastisnya sendiri mengisyaratkan akan lahirnya pertempuran terdahsyat sepanjang sejarah umat manusia, Batman v Superman sayangnya tidak pernah benar-benar memenuhi potensinya. Tiada keistimewaan berlebih yang bisa penonton peroleh dari film ini selain pertemuan Batman, Superman, dan Wonder Woman.