October 27, 2014

REVIEW : TAK KEMAL MAKA TAK SAYANG


Apabila diperkenankan untuk mengucap kejujuran, sebetulnya hati ini tiada memiliki ketertarikan untuk menyaksikan Tak Kemal Maka Tak Sayang. Well, selain bukan penggemar gaya Kemal Palevi dalam berkelakar di atas panggung, traumatis terhadap film teranyar Raditya Dika – sebagai sesama pelaku stand up comedy – yang begitu mengecewakan ditinjau dari berbagai sisi masih belum sepenuhnya mengenyahkan diri dari pikiran. Lagipula, apa yang menjadi bahan kupasan film yang beranjak dari buku laris berjudul sama rekaan Kemal Palevi ini yah, masih berkisar di kehidupan si comic yang dipenuhi oleh keabsurdan lengkap dengan tragedi percintaannya. Tidak benar-benar ditemui pembaharuan lantaran kurang lebih hanya mempergunakan formula yang diciptakan oleh Dika di film-film miliknya. Dengan hanya berpatokan pada ini, gairah menonton pun gagal terbentuk. Lalu, saya pun memutuskan untuk memberi kesempatan pada Tak Kemal Maka Tak Sayang yang tiada disangka-sangka... ternyata menghibur! Don’t judge a book by its cover, eh? 

Tak Kemal Maka Tak Sayang membawa penonton ke babak kehidupan Kemal Palevi jauh sebelum dirinya tenar di panggung stand up comedy. Sebagai pelajar SMA, Kemal bukanlah sosok yang populer, cenderung memiliki peringai ‘ajaib’, dan senantiasa dihadapkan pada kegagalan soal asmara. Upaya merebut hati Raisya (Indah Permatasari), gadis cantik yang telah lama menjadi incarannya, pun bukan perkara mudah terlebih Raisya telah memiliki kekasih yang merupakan jagoan di sekolah, Nanda (Ajun Perwira). Kemal meminta bantuan ayahnya yang jago capoeira serta sahabat dekatnya yang aneh, Khalil (Rayi Putra), untuk mempersiapkan pertempuran melawan Nanda memenangkan hati Raisya. Setelah ditempa oleh berbagai latihan melelahkan, sayangnya takdir berkehendak lain dan justru membawa Kemal ke Jakarta yang mempertemukannya dengan Putri (Laudya Cynthia Bella). Sosok Putri yang bertolak belakang dari Raisya ini lantas mengisi babak baru dari kehidupan Kemal dan menjadi salah satu orang terpenting dalam hidupnya yang menghantarkannya pada sorot lampu ketenaran. 

Diperkirakan akan menjelma sebagai sebuah tontonan garing kriuk-kriuk, Tak Kemal Maka Tak Sayang justru membuat saya kecele dengan sajiannya yang memiliki kandungan hiburan mencukupi. Memang secara garis cerita film tidak dikaruniai keistimewaan, plotnya klise dan begitu mudah ditebak kemana akan bermuara, tetapi apa yang membuat Tak Kemal Maka Tak Sayang terasa unggul ketimbang film sejenis adalah ketepatan dalam pengaturan ‘comic timing’. Fajar Bustomi (Slank Nggak Ada Matinya, Remember When) memahami betul waktu yang dirasanya sesuai untuk melontarkan lawakan-lawakan kreasi Kemal dan Jovial da Lopez sehingga ketika ‘bom’ dijatuhkan ada dampak kuat yang dirasakan sehingga secara otomatis ledakan tawa pun terpantik. Bagusnya, tidak sedikit pula guyonan – walau masih berkutat di area slapstick – yang kemunculannya dari suatu adegan yang bisa jadi tidak kamu duga sebelumnya... dan ini berhasil. Alhasil, penonton pun sukses digiring memasuki momen-momen penuh kegilaan yang menyenangkan di sini. 

Tentu, tidak semua candaan disasarkan secara tepat. Ada pula yang meleset. Bahkan film pun kehilangan magisnya ketika klimaks dibungkus sekenanya, cenderung terburu-buru, menggantikan adegan puncak yang memungkinkan Kemal Palevi untuk bersinar terang lewat gaya lawakannya dengan sederetan footage. Sungguh sangat disayangkan film gagal dibawa ke tingkatan yang lebih tinggi. Beruntung luka di ujung ini sedikit banyak tertutupi oleh polesan efek khusus yang tergarap baik, isian tembang-tembang pengiring yang easy listening, jajaran pemain bermain prima, khususnya Laudya Cynthia Bella, Rayi Putra, Hifdzi Khoir dan Ajun Perwira yang masing-masing mencuri perhatian lewat peran yang diembannya, serta sisipan adegan di sela-sela credit title yang melibatkan Luna Maya. Bahkan sekalipun Tak Kemal Maka Tak Sayang kurang mampu memberi hentakan lebih pada penyelesaiannya, film ini masih terbilang berhasil dalam kaitannya menunaikan tugas sebagai film senang-senang pelepas penat. Kocak dan mengasyikkan.

Acceptable

No comments:

Post a Comment

Mobile Edition
By Blogger Touch