September 28, 2014

REVIEW : TABULA RASA


"Memasak itu harus dirasakan dengan tangan. Itu namanya rasa tangan," - Mak 

Kekayaan ragam kuliner di bumi pertiwi ini tak perlu dipertanyakan lagi. Tersebar dari Sabang hingga Merauke, Anda akan menjumpai beraneka macam racikan sajian yang berupa-rupa dari bentuk tampilan maupun cita rasa dengan ciri khas menonjol menyesuaikan kultur dari masing-masing daerah. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kuliner terkaya di dunia, sekaligus mencerminkan pluralitas budaya bangsa ini. Anehnya, sekalipun jumlah makanan tradisional di Indonesia kesulitan dihitung mempergunakan jari, tak ada sineas dalam negeri yang terpikat mengangkat soal kuliner nusantara... setidaknya sampai saat ini. Jikalau ada yang nyerempet, katakanlah Brownies, Saus Kacang, atau Madre, cenderung memanfaatkan makanan sebagai hiasan di balik kisah utamanya perihal percintaan dan ketiganya pun tak betul-betul mencerminkan kuliner Indonesia. Menyadari masih terlalu banyak potensi kuliner Indonesia yang bisa dijamah lewat medium film, Sheila Timothy bersama rumah produksi Lifelike Pictures pun menghidangkan Tabula Rasa yang membawa penonton menyelami ragam masakan khas Minang dan Papua. 

September 21, 2014

REVIEW : THE MAZE RUNNER


“WICKED is good.” 

Labirin raksasa menyesatkan, makhluk penjaga mematikan, dan komunitas taat peraturan yang terisolir dari modernitas. Sekilas, terdengar seperti versi pembaharu dari The Village milik M. Night Shyamalan. Tetapi kenyataannya, wilayah aneh di dunia distopia ini berasal dari novel young adult rekaan James Dashner, The Maze Runner, yang mengikuti rekan sejawatnya semacam The Hunger Games dan Divergent untuk ditransformasikan ke dalam bahasa gambar. Garis besar tuturannya pun tidak terlampau jauh berbeda; seorang remaja kemarin sore bertindak berani melanggar batasan yang telah disepakati, melakukan pemberontakan terhadap sistem mengekang yang dianggapnya sangat tidak adil, dan (akhirnya) menciptakan pergerakan revolusioner. Tipikal. Membuat The Maze Runner seolah-olah terlihat tak lebih dari sekadar pengekor yang berharap bisa memperoleh kesuksesan serupa. Apakah betul demikian? 

September 19, 2014

REVIEW : THE PURGE: ANARCHY


“Welcome to America where one night a year all crime is legal.” 

Tidak jauh di masa depan, Amerika Serikat memprakasai sebuah tradisi yang dipercaya ampuh mengikis angka pengangguran, kemiskinan, maupun kriminalitas secara signifikan, membentuk ‘wajah baru’ bagi negara adidaya tersebut yang memungkinkan sebagian besar warganya mencapai American Dream dengan tingkat kemakmuran melesat tinggi. Untuk mempertahankan tatanan hidup sempurna ini, sekali dalam setahun tradisi ‘pembersihan’ digelar yang memperkenankan masyarakat bertindak kriminal dalam kurun waktu 12 jam terhitung sejak pukul 7 malam. Para partisipan dilegalkan berbuat apa saja, dengan catatan tidak melukai pejabat tinggi maupun menggunakan senjata pemusnah massal. Bagi warga yang enggan berburu umumnya mencari aman dengan mengunci rapat-rapat rumahnya meski sayangnya ini juga tidak menjamin akan terbebas dari sasaran empuk. 

September 15, 2014

REVIEW : AKU, KAU & KUA


“Setiap orang punya caranya masing-masing buat ngedapetin jodoh.” 

Starvision Plus bukanlah pemain baru dalam blantika film pernikahan. Salah satu franchise andalan mereka, Get Married, mempergunjingkan soal dua hati yang menautkan janji dalam ikrar suci. Begitu pula dengan beberapa rilisan lainnya semacam Honeymoon, Test Pack, maupun Operation Wedding. Mungkin merasa ‘berjodoh’, sang nahkoda dari judul terakhir, Monty Tiwa, kembali diboyong untuk mengomandoi keluaran terbaru dari rumah produksi bentukan Chand Parwez Servia ini yang sekali lagi mengupas tema serupa berdasar buku laris karya @TweetNikah. Hanya saja, tidak seperti deretan judul di atas, Aku, Kau & KUA memiliki cakupan kisah yang lebih kompleks, panjang, dan... banyak! Well, desain posternya yang disesaki oleh pasukan ensemble cast-nya telah mengindikasikan itu. Kini yang menjadi pertanyaan bagi Aku, Kau & KUA adalah, apakah rentetan pernikahan di dalam film akan membawa kemeriahan yang mengasyikkan seperti saat berjumpa kawan-kawan lama atau kekacauan menyesakkan selayaknya bertemu mantan yang telah menggandeng pasangan baru? Let’s see

September 13, 2014

REVIEW : HERCULES


"You don't need to be a demi-god to be a god, but you just have to believe you can be a hero."

Hercules garapan Brett Ratner adalah bukti bahwa Hollywood masih belum bosan merekonstruksi ulang cerita klasik dengan tokoh fiksi ikonik di dalamnya yang telah melekat di benak khalayak ramai. Seperti para sedulur yang mengambil jalur serupa – katakanlah yang terhangat, Maleficent – film pun memulai penceritaannya dengan sebuah pertanyaan bernada menantang untuk penonton, “apakah kamu betul-betul yakin telah mengetahui semua kebenaran tentang cerita ini?”. Dengan pembuka semacam ini, tentu bisa langsung diketahui apa yang bisa penonton harapkan mengingat Ratner tidak akan mencelotehkan mitologi Yunani Kuno melalui cara yang sudah akrab di telinga kita. Kenyataan ini semakin diperkuat oleh fakta bahwa Hercules yang dimaksud di film ini berasal dari tokoh gubahan Steve Moore untuk novel grafisnya yang diterbitkan oleh Radical Comics, The Thracian Wars dan The Knives of Kush 

September 10, 2014

[Preview] DAFTAR FILM INDONESIA SIAP RILIS SEPTEMBER 2014


September ceria... September ceria. Apakah deretan film Indonesia yang dilepas sepanjang bulan September ini akan membawa keceriaan bagi para penonton?We'll see later. Setidaknya telah ada 9 film yang dipersiapkan untuk menghibur Anda di waktu senggang dengan beragam genre ditawarkan dari mulai kisah percintaan remaja, teror seram memedi, laga yang menjadi ajang kembalinya Willy Dozan ke layar lebar, food movie pertama dari Indonesia, hingga komedi pengocok perut. 

Untuk lebih lengkapnya, inilah film-film Indonesia yang dirilis pada September 2014:

Mobile Edition
By Blogger Touch