June 26, 2013

REVIEW : WORLD WAR Z


"If you can fight, fight. Be prepared for anything. Our war has just begun." - Gerry Lane

Sebagai bagian dari parade ‘summer blockbuster’, World War Z nyaris tak terdengar gaungnya setidaknya hingga dua bulan terakhir. Dihimpit oleh sejumlah franchise yang telah membangun basis masa bertahun-tahun, maka murni ada dua hal yang membuat penonton awam melirik film ini: 1) Brad Pitt dan 2) zombie. Apabila ada tambahan maka mungkin itu adalah penggemar berat dari versi novelnya yang ditulis oleh Max Brooks. Disebut sebagai film zombie dengan bujet terbesar sepanjang sejarah – biaya yang dihabiskan mencapai $190 juta – maka garapan dari Marc Forster (Monster’s Ball, Quantum of Solace) ini terdengar sebagai sebuah proyek yang menjanjikan, sekalipun untuk akhirnya ditayangkan di bioskop menjalani proses panjang penuh masalah dan berliku-liku. Dengan adanya perubahan disana-sini demi mengakomodir adegan laga yang lebih bombastis, bisa jadi fans novel tidak akan senang melihat hasil akhir. Tapi jika Anda bukanlah bagian dari mereka atau setidaknya, yah tak terlampau peduli, World War Z akan membuat Anda merasakan kepuasan. ‘Summer blockbuster’ didefinisikan dengan tepat oleh Forster dan timnya. 

Anda tidak akan selamat dari amukan zombie apabila terlalu banyak berpikir, terlalu banyak berbicara, atau terlalu lambat bergerak. Segalanya harus dituntaskan dengan cepat, cepat, dan cepat. Itulah salah satu strategi untuk bertahan hidup. Tak ada yang memiliki waktu berlebih. Forster pun memerlakukan film sama seperti itu; tidak banyak basa-basi dan langsung menuju ke akar permasalahan. Hanya beberapa menit sejak logo dari setiap studio film menampakkan diri, penonton lantas dihadapkan pada kekacauan berskala gigantis. Tokoh utama dari film ini, Gerry Lane (Brad Pitt), tengah terjebak dalam sebuah kemacetan lalu lintas di suatu pagi bersama sang istri (Mireille Enos) dan kedua putrinya. Apa yang awalnya disangka sebagai kemacetan biasa, dalam hitungan detik mendadak berubah menjadi teror menyusul terdengarnya ledakan hebat di pusat kota. Kepanikan pun melanda tanpa ada yang menyadari apa yang sesungguhnya terjadi. Prioritas utama bagi Gerry saat itu adalah menyelamatkan keluarganya. Maka tatkala PBB melalui Sekretaris Jendral Thierry (Fana Mokoena) – yang juga mantan koleganya dulu di PBB – meminta bantuannya, tanpa banyak berpikir Gerry menerimanya terlebih imbalan yang diterima adalah tempat tinggal yang aman bagi keluarganya. 

World War Z merupakan sebuah contoh yang baik bagaimana seharusnya sebuah ‘summer blockbuster’ diciptakan. Ketegangan telah dihadirkan sejak adegan pembuka dan itu terus ditingkatkan, ditingkatkan, ditingkatkan, tanpa pernah sekalipun mengendur hingga credit title mulai bergulir. Segalanya berlangsung dengan sangat cepat, dan itu memang sudah seharusnya. Para zombie di sini bukanlah termasuk tipe yang berjalan dengan gontai, malas-malasan serta lemah gemulai. Bukan. Dengan virus yang hanya membutuhkan waktu sekitar 12 detik untuk mengubah manusia menjadi ‘makhluk baru’ ini, maka gerak langkah para zombie pun turut terpengaruh dimana mereka bergerak dengan gesit, lincah, dan ganas. Tatkala memutuskan untuk bersatu padu dalam melakukan serangan, visualisasi dari tim efek khusus memerlihatkan mereka bak segerombolan semut atau (lebih ekstrim lagi) air bah. Menjijikan sekaligus mengerikan. Penggambaran yang memang sudah sepatutnya diterima oleh salah satu makhluk legendaris dalam sejarah film horor ini. 

Dengan jalinan pengisahan yang melaju kencang sekaligus rapat – berdasar skrip solid yang ditulis oleh Matthew Michael Carnahan, Drew Goddard, dan Damon Lindelof secara ‘bergiliran’ – tidak memungkinkan Anda untuk menghembuskan nafas penuh kelegaan. Sebaliknya, rasa mencekam, tak nyaman, dan penuh kegelisahan senantiasa menghantui. Ini turut terangkat berkat editing cekatan dari duo Roger Barton dan Matt Chesse serta iringan musik Marco Beltrami yang merasuk dengan sempurna ke dalam setiap adegan. Brad Pitt sebagai sang jagoan penyelamat dunia pun tampil secara meyakinkan – sekalipun, ugh... rambut gondrongnya itu benar-benar mengganggu pemandangan. Pasangannya dalam bertempur seperti Segen (diperankan oleh Daniella Kertesz) atau para doktor di WHO pun dapat mencuri perhatian meski jatah tampil di layar senantiasa didominasi oleh Pitt. 

Pada akhirnya, siapa yang menyangka jika World War Z yang pada awalnya dipandang remeh dan tak terlampau diperhitungkan, justru menjadi salah satu sajian musim panas tahun ini yang menonjol. Saya mungkin terlalu sering menyebutnya, tapi bagaimana lagi, ini memang sajian ‘summer blockbuster’ yang sebenar-benarnya. Premis yang sederhana tapi menarik, dieksekusi dengan sangat baik oleh Marc Forster. Keputusan untuk membelokkannya ke ranah laga pun boleh dibilang tepat – mengesampingkan segala kontroversi yang menghinggapi terlebih bujet raksasa yang digelontorkan pun dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu pengalaman menonton di layar lebar yang mengasyikkan di pertengahan tahun ini. Saya dibawa ke dalam sebuah perjalanan panjang yang menghibur, menyenangkan, menggedor jantung, tapi juga tidak lupa menyuntikkan kehangatan di dalamnya. Benar-benar seru.

Exceeds Expectations


5 comments:

  1. ngga nyangka bisa suka sama film ini, soal feel sesudah menonton film tuh puas banget

    ReplyDelete
  2. Puas sekali nonton film ini. tidak rugi 40ribu lah bayar tiketnya. puaaas lebih mencekam daripd film horor

    ReplyDelete
  3. sejenak stlah saya nonton film ini, 2 kata sja yg ingin saya ucapkan : solid & Keren .!! ya, meskipun asal muasal zombienya kurang bgitu jelas, tapi sluruh adegan dlm film ini bikin dagdigdug gan! Salah satu scene yg paling saya sukai adlh pas di endingnya : greget bgt. "the war has just begun" btw, ada sekuelnya gk nih ? Moga2 aja y.. ^^

    Pokoknya salut deh sma film ini, dan salut juga buat Brad Pitt yg aktingnya bisa dibilang Jempolan!

    ReplyDelete
  4. sejenak stlah saya nonton film ini, 2 kata sja yg ingin saya ucapkan : solid & Keren .!! ya, meskipun asal muasal zombienya kurang bgitu jelas, tapi sluruh adegan dlm film ini bikin dagdigdug gan! Salah satu scene yg paling saya sukai adlh pas di endingnya : greget bgt. "the war has just begun" btw, ada sekuelnya gk nih ? Moga2 aja y.. ^^

    Pokoknya salut deh sma film ini, dan salut juga buat Brad Pitt yg aktingnya bisa dibilang Jempolan!

    ReplyDelete

Mobile Edition
By Blogger Touch