February 25, 2013

THE 85th ANNUAL ACADEMY AWARDS WINNERS LIST


"“Best Oscars ever, says everyone except Entertainment Tonight.”
Malam puncak Academy Awards yang ke-85 baru saja dihelat di Dolby Theater, Hollywood, Los Angeles, dengan Seth MacFarlane bertindak selaku host. Apa yang istimewa dari pagelaran untuk tahun ini? Disamping selera humor MacFarlane yang cenderung nakal dan berani, kita pun menyaksikan penghormatan untuk film-film musikal dalam satu dekade terakhir yang diwakili oleh Dreamgirls dengan penampilan menggetarkan dari Jennifer Hudson melalui 'And I'm Telling You I'm Not Going' serta Chicago yang menghadirkan Catherine Zeta-Jones dengan tembang 'All That Jazz' - dan para bintang utamanya yang mempresentasikan kategori musik dan lagu - dan juga peringatan ulang tahun ke-50 bagi franchise James Bond - yang mendatangkan Dame Shirley Bassey untuk menyanyikan lagu tema Goldfinger. Oh, jangan lupakan penampilan luar biasa dari jajaran pemain Les Miserables yang membawakan 'Suddenly' dan 'One Day More'.

February 24, 2013

THE 33rd ANNUAL RAZZIE AWARDS WINNERS LIST


Di Hollywood, bukan hanya yang serba baik saja yang mendapatkan apresiasi, tetapi juga mereka yang telah menciptakan karya-karya yang berakhir secara mengenaskan ditilik dari berbagai segi. Atau dalam artian, karya yang buruk. Ajang paling 'prestisius' untuk film terburuk (dan menjadi satu-satunya) adalah Razzie Awards yang pada tahun ini telah memasuki usia ke-33. Umumnya, Razzie Awards diadakan sehari sebelum malam puncak Academy Awards. Pengumuman pemenang untuk perhelatan tahun ini telah dilaksanakan pagi ini, atau tanggal 23 Februari 2013 malam waktu California, di Magicopolis, Santa Monica. Tidak banyak kejutan yang muncul dalam deretan pemenang untuk tahun ini. Seperti yang telah diduga sebelumnya, The Twilight Saga: Breaking Dawn - Part 2 yang memperoleh nominasi terbanyak (11 nominasi), keluar sebagai pemenang terbesar dengan raihan 7 kategori, termasuk 'Worst Picture'. 

REVIEW : MAMA


"Victoria, who is Mama? Can you show her to me?" - Dr. Dreyfuss

Apakah Anda siap untuk menyambut kehadiran tokoh anyar dalam film horor yang akan membuat Anda terperanjat sekaligus segera menjadi klasik dalam beberapa tahun mendatang? Jika ya, mari kita sambut... Mama. Setelah beberapa tahun terakhir terlalu banyak darah dan pembantaian dalam film horor dari Hollywood, maka berkat Guillermo del Toro yang menuntun bakat baru, sebuah horor tradisional siap untuk dihidangkan kepada Anda. Berawal dari film seram pendek langganan puja-puji berdurasi 3 menit bertajuk Mama, Andres Muschietti menarik perhatian para pemerhati film dunia. Tanpa ragu, setelah dibuat terkesima, del Toro lantas merancang proyek film panjang untuk Mama dengan sang pencetus ide asli tetap berada di belakang kemudi. Setelah pengembangan demi pengembangan, Mama pun siap untuk kembali menakut-nakuti penonton yang sekali ini berpindah ke layar perak. Dengan jalinan kisah yang lebih panjang, lebih rumit, dan lebih besar, akankah versi layar lebar dari Mama tetap sanggup hadir semencekam atau malah justru jauh lebih mencekam ketimbang versi film pendeknya? Mari kita kupas. 

February 22, 2013

REVIEW : DJANGO UNCHAINED


"Django. The D is silent." - Django

Setelah pengulitan kepala, kebakaran bioskop yang meneror, dan Hitler yang dibunuh lebih dini, kegilaan macam apalagi yang akan hadir dalam film terbaru Quentin Tarantino, Django Unchained? Tentunya, akan tetap ada kesintingan, dan umumnya, akan semakin bertambah parah dari film ke film. Hanya dengan menilik premis – atau lebih panjang lagi, sinopsis – kita telah mengetahui bahwa sutradara dengan IQ mencapai 160 ini masih belum akan ‘bertobat’ dan segera membawa kita ke dunianya yang unik serta sarat akan darah dan kekerasan. Bukan sebuah rahasia lagi jika Quentin Tarantino – atau kita panggil saja, QT – sangat menggemari cult movie, B-movie, serta tentunya spaghetti western. Inilah yang kerap kali menjadi sumber inspirasi di setiap karyanya. Dalam Django Unchained, setelah sebelumnya berlatih terlebih dahulu dalam Inglourious Basterds, sutradara penghasil Pulp Fiction dan dwilogi Kill Bill ini akhirnya resmi menapaki genre western. Tentu bukan QT namanya jika ‘bermain aman’ atau hanya sekadar mengikuti elemen yang telah ditetapkan sebelumnya, berbagai bumbu-bumbu yang menyentak pun ditambahkan guna menambah cita rasa karyanya. Untuk sekali ini, spaghetti western dikawinkan dengan blaxploitation dalam sebuah kisah koboi yang berlangsung di selatan dengan latar masa perbudakan di Amerika. Nah lho! 

February 20, 2013

[Special] BERBAGI KASIH BERSAMA LENTERA HATI PRISKA


Apakah Anda ingin hobi menonton film Anda membawa manfaat bagi orang lain dan tidak hanya sekadar untuk membunuh waktu luang saja? Jika pernah hal tersebut terbersit dalam benak Anda, maka ini adalah waktu yang sangat tepat untuk mewujudkannya. Malahan, demi berbuat baik untuk sesama, sekali ini tidak meminta Anda untuk menyisihkan sedikit uang, hanya waktu yang perlu untuk disisihkan. Ya, ini bukan sekadar wacana. Fimela TV bekerjasama dengan Dove Indonesia benar-benar melaksanakannya melalui sebuah film dokumenter inspiratif bertajuk Lentera Hati Priska

February 18, 2013

REVIEW : RECTOVERSO


"Apa yang harus terjadi, pasti akan terjadi. Kadang-kadang pilihan terbaik adalah menerima." 

Tren film omnibus dan adaptasi dari novel atau kumpulan cerita laris di perfilman Indonesia masih belum akan berakhir dalam waktu dekat. Yang teranyar adalah sebuah adaptasi dari buku kumpulan cerita (sekaligus album lagu) milik Dewi Lestari – atau yang akrab disapa Dee – bertajuk Rectoverso. Tidak seperti dwilogi Perahu Kertas yang jalinan kisahnya satu kesatuan utuh, Rectoverso – layaknya sumber aslinya – terbagi ke dalam lima kisah berbeda yang tidak memiliki keterkaitan satu sama lain, kecuali sama-sama mengapungkan satu tema, cinta yang tak terucap. Diproduseri oleh Marcella Zalianty dan Eko Kristianto, kelima kisah tersebut dikomandoi oleh lima artis ternama yang untuk sekali ini memilih untuk duduk di bangku penyutradaraan. Nama-nama yang bersedia untuk bergabung antara lain Marcella Zalianty, Rachel Maryam, Cathy Sharon, Olga Lydia, serta Happy Salma. Kelima sutradara ini, sesuai dengan urutan, masing-masing membesut segmen ‘Malaikat Juga Tahu’, ‘Firasat’, ‘Cicak di Dinding’, ‘Curhat buat Sahabat’, serta ‘Hanya Isyarat’. 

February 16, 2013

REVIEW : A GOOD DAY TO DIE HARD


"I'm on fucking vacation!" - John McClane

Dalam perayaan tahun perak, franchise Die Hard yang mulai menghibur para penikmat film pada tahun 1988 melempar jilid kelimanya yang diberi tajuk A Good Day to Die Hard. Ini sekaligus menjadi ajang kembalinya franchise ini ke layar lebar setelah terakhir kali menyambangi penonton 6 tahun silam. Jika segala bentuk kekacauan yang terjadi pada keempat seri sebelumnya berlangsung di Amerika Serikat, maka kali ini John McClane (Bruce Willis) terbang ribuan mil ke belahan dunia lain untuk mengobrak abrik Rusia. Ya, konsep wajib ‘the wrong man in a wrong place at the wrong time’ masih diterapkan di sini. Rencana untuk sedikit bersantai, menggelar ‘family time’ bersama sang putra yang tengah terlibat masalah pelik, dan menikmati keindahan Negeri Beruang Merah ini terusik karena, ya, dia adalah seorang pria yang senantiasa berada di tempat dan waktu yang salah. Itulah John McClane. Tidak peduli kemanapun dia pergi, jika itu berarti adalah sekuel dari Die Hard, maka berkah tersebut akan selalu berada di sisinya.  

February 6, 2013

[Preview] DAFTAR FILM INDONESIA SIAP RILIS FEBRUARI 2013


Januari telah terlewati dan sekarang saatnya kita memasuki bulan penuh cinta, Februari. Seolah telah menjadi tradisi tahunan, sejumlah film romansa pun diluncurkan demi memperingati Valentine's Day yang jatuh pada 14 Februari. Bagi Anda yang kurang menggemari genre ini, tidak perlu risau. Masih ada pilihan film lain untuk Anda. Apa saja film-film tersebut? Inilah daftar film Indonesia yang siap menyambangi bioskop pada bulan Februari 2013 ini. 

February 4, 2013

REVIEW : 3SUM


"Love is mute, love is deaf, love is blind..."

Ketika mendengar ada sebuah film Indonesia berjudul 3SUM (baca: threesome), Anda jangan keburu berpikir yang tidak-tidak atau lantas menghakimi ini adalah film seks asal buat lainnya dari dalam negeri. Pada kenyataannya, 3SUM bukanlah sebuah film yang menjadikan seks sebagai daya jual utama. Ini adalah sebuah film omnibus teranyar yang memiliki konsep unik dimana di dalamnya terdapat tiga segmen yang digawangi oleh tiga sutradara pendatang baru dengan tiga genre yang berbeda; thriller, drama, dan action. Sebuah paket yang komplit, bukan? Sesuai dengan tagline, maka apa yang dibicarakan oleh film ini adalah bersinggungan dengan tiga hal, yakni cinta, kehidupan, dan kematian. Tidak benar-benar berhubungan satu sama lain dan justru berada dalam tingkatan yang berbeda. Mengingat selama ini omnibus di Indonesia dikaitkan oleh satu tema atau genre, maka kehadiran 3SUM yang berani menghadirkan sesuatu yang berbeda dan segar adalah suatu usaha yang patut mendapat apresiasi lebih terlepas dari hasil akhirnya akan membuat Anda mendengus kesal atau tersenyum bahagia. Dan setelah menyaksikannya sendiri di layar lebar, apakah saya akan memilih untuk memihak pilihan pertama atau kedua? 
Mobile Edition
By Blogger Touch